SMPN 1 Karanganyar meluncurkan kampanye menyeluruh “Hidup Bersih dan Sehat” dengan fokus khusus pada isu Pencegahan Polusi Udara. Inisiatif ini didasarkan pada kesadaran bahwa kualitas udara yang baik adalah kunci untuk kesehatan pernapasan siswa dan lingkungan belajar yang optimal.
Aksi nyata dimulai dari internal sekolah dengan pengawasan ketat terhadap sumber-sumber polusi. Penggunaan kendaraan bermotor di lingkungan sekolah diminimalkan, dan area parkir diatur jauh dari ruang kelas. Langkah ini menunjukkan komitmen serius terhadap Pencegahan Polusi Udara sejak dini.
Pihak sekolah mengedukasi siswa tentang bahaya asap rokok dan vaping, menekankan dampaknya pada paru-paru dan kualitas udara. Kampanye ini melibatkan sosialisasi visual di mading dan sesi peer-counseling, mendorong siswa menjadi agen perubahan untuk lingkungan bebas asap rokok.
Salah satu program unggulan adalah “Kelas Hijau,” di mana setiap ruang kelas wajib memiliki beberapa tanaman penyerap polutan. Tanaman indoor seperti lidah mertua dan spider plant secara alami membantu Pencegahan Polusi di dalam ruangan, menciptakan suasana belajar yang lebih segar.
Sekolah mengadakan workshop pembuatan eco-enzyme dari sisa kulit buah dan sayuran. Cairan serbaguna ini digunakan sebagai pembersih alami, menggantikan produk kimia pembersih yang mengandung zat volatil penyebab polusi udara di dalam ruangan (VOCs).
Pencegahan Polusi juga diwujudkan melalui penanaman pohon secara masif di sekitar perimeter sekolah. Pohon-pohon ini berfungsi sebagai filter alami, menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen, sekaligus menjadi penyekat alami dari debu dan asap jalanan.
Siswa diajarkan cara memantau kualitas udara sederhana menggunakan aplikasi dan alat ukur dasar. Pengetahuan ini membekali mereka untuk mengambil tindakan preventif, seperti mengenakan masker atau membatasi aktivitas luar ruangan, saat tingkat polusi di Karanganyar sedang tinggi.
Guru-guru mengintegrasikan isu polusi udara ke dalam pelajaran IPA dan IPS, membahas siklus karbon dan dampak industri terhadap atmosfer. Pendekatan holistik ini memastikan siswa tidak hanya bertindak, tetapi juga memahami akar permasalahan lingkungan secara ilmiah.