Fase Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah masa krusial bagi remaja dalam menemukan jati diri. Di tengah perubahan fisik dan emosional yang pesat, kemampuan membangun percaya diri menjadi pondasi penting bagi pembentukan identitas yang kokoh. Rasa percaya diri yang kuat memungkinkan remaja untuk menjelajahi minat, mengembangkan bakat, dan menghadapi tantangan dengan optimisme, tanpa terlalu terpengaruh oleh tekanan teman sebaya atau stigma negatif.
Salah satu cara efektif untuk membangun percaya diri adalah melalui keterlibatan aktif dalam berbagai kegiatan di sekolah. Misalnya, partisipasi dalam klub debat atau tim olahraga memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengasah kemampuan, meraih pencapaian, dan menerima apresiasi. Studi yang dilakukan oleh Pusat Psikologi Remaja Universitas Bina Bangsa pada 10 Mei 2024 menunjukkan bahwa siswa SMP yang terlibat dalam setidaknya dua kegiatan ekstrakurikuler menunjukkan tingkat kepercayaan diri 30% lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang pasif. Pencapaian-pencapaian kecil dalam kegiatan ini, sekecil memenangkan pertandingan persahabatan pada hari Sabtu, 20 April 2024 di GOR Patriot Bekasi, dapat menumbuhkan keyakinan pada kemampuan diri sendiri.
Dukungan dari lingkungan sekitar, terutama orang tua dan guru, juga memegang peranan vital. Orang tua yang memberikan apresiasi atas usaha anak, bukan hanya hasil akhir, akan membantu anak memahami bahwa proses belajar dan berusaha adalah hal yang patut dihargai. Begitu pula dengan guru, yang tidak hanya berfungsi sebagai pengajar tetapi juga sebagai mentor. Guru yang memberikan umpan balik konstruktif, mendorong siswa untuk berpendapat, dan menciptakan suasana kelas yang inklusif, akan memfasilitasi perkembangan rasa percaya diri siswa. Sebagai contoh, laporan dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya pada Januari 2025 menunjukkan bahwa program bimbingan konseling yang intensif di beberapa SMP berhasil meningkatkan rasa percaya diri siswa sebesar 25% dalam waktu enam bulan.
Selain itu, mengatasi rasa takut akan kegagalan adalah langkah penting dalam membangun percaya diri. Remaja perlu memahami bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar, bukan akhir dari segalanya. Mendorong mereka untuk mencoba hal baru, sekalipun ada risiko salah, akan memperkuat mentalitas mereka. Petugas kepolisian dari Satuan Binmas Polresta Bogor, pada 7 Maret 2023, pernah menyatakan dalam sesi penyuluhan di SMPN 1 Bogor bahwa remaja yang mampu bangkit dari kegagalan justru memiliki mental yang lebih tangguh dan berani mengambil risiko positif di masa depan.
Pada akhirnya, membangun percaya diri di usia SMP adalah investasi jangka panjang. Remaja yang tumbuh dengan rasa percaya diri yang kuat akan lebih siap menghadapi tantangan hidup, membuat keputusan yang tepat, dan menjadi individu yang mandiri dan berdaya.