Masa Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah periode transformatif di mana siswa mulai membentuk sistem nilai dan moral yang akan memandu mereka seumur hidup. Oleh karena itu, kurikulum SMP memiliki misi yang lebih dalam daripada sekadar akademik: yaitu Mengembangkan Hati Nurani dan etika siswa. Proses Mengembangkan Hati Nurani ini melibatkan integrasi nilai-nilai ke dalam setiap aspek pembelajaran, mengubah teori menjadi tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan Hati Nurani yang kuat pada remaja adalah fondasi bagi terciptanya masyarakat yang berintegritas dan bertanggung jawab di masa depan.
Peran mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) serta Pendidikan Agama jelas menjadi garda terdepan dalam proses ini. Namun, pembentukan moral juga diintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain. Misalnya, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, siswa tidak hanya belajar tata bahasa, tetapi juga menganalisis karakter dan dilema moral dalam cerita atau fiksi, mendorong diskusi tentang kejujuran, keadilan, dan empati. Demikian pula, dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), studi kasus tentang sejarah atau masalah sosial lokal digunakan untuk memicu pemikiran etis tentang tanggung jawab sosial dan toleransi.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) juga menyediakan platform bagi siswa untuk mempraktikkan moralitas melalui kegiatan nyata. Kegiatan seperti bakti sosial, proyek layanan masyarakat, atau menjadi relawan di acara sekolah melatih empati dan tanggung jawab. Pada 5 Mei 2032, siswa kelas VIII SMP Mulia Bangsa berpartisipasi dalam proyek penanaman 100 bibit pohon di area yang memerlukan reboisasi, sebuah kegiatan yang mengajarkan tanggung jawab terhadap lingkungan hidup dan nilai kerjasama.
Aspek disiplin juga merupakan bagian penting dari pembentukan hati nurani. Aturan sekolah dan sanksi yang adil mengajarkan siswa tentang konsekuensi dari pilihan etis mereka. Guru dan tim kesiswaan bekerja sama untuk mengawasi dan memberikan bimbingan, bukan hanya hukuman. Terkait keamanan, pihak sekolah bekerja sama dengan aparat keamanan. Pada hari-hari tertentu, seperti saat pelaksanaan upacara bendera atau kegiatan besar di luar kelas, Kepolisian Sektor (Polsek) setempat menugaskan satu anggota Bhabinkamtibmas untuk hadir dan mengamati, memberikan teladan tentang ketertiban dan disiplin publik. Dukungan yang terpadu dari kurikulum, kegiatan nyata, dan lingkungan yang tertib memastikan bahwa siswa SMP tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan terpandu oleh moral yang baik.