Isu kesehatan mental remaja semakin mendesak. SMP Negeri 1 Karanganyar merespons tantangan ini dengan mengoptimalkan Peran Konselor sekolah. Mereka tidak lagi hanya menangani masalah disiplin, tetapi bertransformasi menjadi pilar utama dalam mendukung kesejahteraan psikologis seluruh siswa.
Optimalisasi ini dilakukan melalui transformasi layanan Bimbingan dan Konseling (BK) menjadi pendekatan yang proaktif dan preventif. Peran Konselor kini berfokus pada pengembangan keterampilan sosial-emosional siswa secara menyeluruh, bukan sekadar penanganan reaktif.
Salah satu program unggulan adalah Psychoeducation rutin di kelas. Konselor memberikan materi tentang manajemen stres, pengenalan emosi, dan komunikasi asertif. Hal ini bertujuan meningkatkan literasi kesehatan mental di kalangan siswa sejak dini.
Peran Konselor juga diperkuat melalui sistem deteksi dini. Dengan bekerja sama dengan wali kelas, konselor memantau perubahan perilaku atau penurunan performa akademik siswa. Ini memungkinkan intervensi cepat sebelum masalah berkembang menjadi lebih serius.
Sekolah menyediakan layanan konseling individual yang rahasia dan nyaman. Ruang Konseling dirancang sebagai tempat aman bagi siswa untuk berbagi beban dan mencari solusi, memastikan Peran Konselor terasa suportif dan tidak menghakimi.
Untuk kasus yang memerlukan penanganan lebih lanjut, konselor menjalin kolaborasi erat dengan psikolog dan ahli kesehatan mental eksternal. Sinergi ini menjamin siswa mendapatkan dukungan profesional yang komprehensif, melampaui batas sekolah.
Konselor juga diperluas ke area peer counseling. Siswa-siswa terpilih dilatih untuk menjadi pendengar yang baik dan memberikan dukungan sebaya (peer support) kepada teman-teman mereka. Ini menciptakan jaringan dukungan di lingkungan siswa.
Secara keseluruhan, optimalisasi Peran di SMP Negeri 1 Karanganyar telah menciptakan budaya sekolah yang lebih suportif dan berempati. Sekolah ini menjadi contoh bagaimana investasi pada kesehatan mental adalah investasi terbaik untuk masa depan generasi penerus bangsa.