Paus Sei (Balaenoptera borealis) adalah salah satu spesies paus balin yang dikenal dengan kecepatannya dalam berenang. Mengingat sejarah perburuan komersial yang intensif pada abad ke-20 dan ancaman modern yang terus ada, status hewan dilindungi melekat pada populasi Paus Sei di berbagai perairan dunia. Upaya konservasi global menjadi sangat penting untuk memulihkan populasi mereka dan memastikan kelestariannya di masa depan.
Menurut data dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) yang diperbarui pada tanggal 1 Mei 2025, status konservasi Paus Sei secara global adalah Terancam Punah (Endangered). Penetapan sebagai hewan dilindungi di bawah berbagai perjanjian internasional, termasuk oleh International Whaling Commission (IWC) yang memberlakukan moratorium perburuan komersial, serta oleh berbagai negara, menunjukkan pengakuan akan kerentanan spesies ini.
Berbagai ancaman terus membayangi populasi hewan dilindungi ini. Meskipun perburuan komersial skala besar telah dihentikan, ancaman lain seperti tabrakan dengan kapal, terjerat alat tangkap ikan, polusi suara di laut, serta perubahan iklim yang mempengaruhi ketersediaan mangsa utama mereka (krill dan ikan-ikan kecil) masih menjadi perhatian serius. Akumulasi polutan dalam tubuh mereka juga dapat berdampak negatif pada kesehatan dan reproduksi Paus Sei.
Upaya konservasi Paus Sei melibatkan penelitian ekstensif dan kolaborasi internasional. Pemantauan populasi dilakukan melalui survei visual dan akustik untuk memahami ukuran populasi, distribusi, dan pola migrasi mereka. Pada tanggal 2 Mei 2025, misalnya, tim peneliti dari British Antarctic Survey melakukan survei di Samudra Selatan untuk memperkirakan jumlah dan kondisi Paus Sei di wilayah tersebut.
Selain penelitian, upaya mitigasi ancaman juga terus dikembangkan. Regulasi yang lebih ketat mengenai lalu lintas kapal di area penting bagi Paus Sei, pengembangan alat tangkap ikan yang lebih aman untuk mamalia laut, serta upaya global untuk mengurangi polusi suara di laut menjadi fokus utama. Di perairan sekitar Skotlandia, misalnya, pada hari Minggu, 4 Mei 2025, otoritas maritim setempat memberlakukan panduan kecepatan kapal di area yang sering dilalui Paus Sei untuk mengurangi risiko tabrakan.
Keberhasilan konservasi Paus Sei sebagai hewan dilindungi memerlukan komitmen global dan tindakan nyata dari berbagai pihak. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran Paus Sei dalam ekosistem laut, penegakan hukum terhadap aktivitas ilegal yang mengancam mereka, serta upaya kolektif untuk mengurangi dampak aktivitas manusia di lautan menjadi kunci utama untuk memastikan pemulihan populasi dan kelestarian perenang cepat samudra ini bagi generasi mendatang. Dengan upaya yang berkelanjutan, diharapkan Paus Sei tetap menjadi bagian penting dari keanekaragaman hayati laut dunia.